Artikel Terkini

Mengapa Gula Adalah Penyebab Utama Gigi Berlubang

Kita semua tahu pentingnya menjaga kesehatan gigi, tapi sering kali lupa bahwa makanan manis bisa jadi musuh utama gigi kita. Nah, gula yang sering kita nikmati dalam camilan atau minuman, ternyata bisa jadi biang kerok masalah gigi loh, termasuk gigi berlubang. Gimana nggak, gula ini bisa berubah jadi asam ketika bertemu bakteri di mulut kita dan asam ini lah yang pelan-pelan merusak lapisan luar gigi. Kalau sudah parah, akhirnya gigi harus diisi untuk mengatasi kerusakannya, yang biasa kita kenal dengan proses tambal gigi.

Dalam artikel ini, kita bakal ngulik gimana sih gula bisa bikin kita harus bolak-balik ke dokter gigi untuk tambal gigi. Kita akan bahas langsung dari sumber masalahnya, yaitu gula yang langsung merusak gigi, sampai ke efek tidak langsung seperti kebiasaan makan yang tidak sehat dan kurangnya perawatan gigi. Kita akan coba pahami betapa pentingnya mengetahui hubungan antara kebiasaan ngemil manis dengan frekuensi kita mendapatkan tambalan gigi.

 

Bagaimana Gula Membentuk Karies

Karies gigi, yang sering kita kenal sebagai gigi berlubang, sebenarnya adalah proses kerusakan gigi yang cukup rumit. Ini dimulai ketika bakteri di mulut kita ‘berpesta pora’ dengan sisa-sisa makanan, terutama yang mengandung gula atau karbohidrat. Para bakteri ini menghasilkan asam yang pelan-pelan mengikis lapisan terluar gigi, yaitu enamel. Pada tahap awal, karies mungkin tidak menunjukkan gejala yang nyata. Kadang-kadang, kita bisa melihat bercak putih pada gigi, yang menandakan enamel mulai kehilangan mineral.

Nah, jika karies tidak segera ditangani, asam tersebut akan terus ‘mengerjakan’ giginya. Lama-kelamaan, lubang akan mulai terbentuk dan semakin dalam, menembus hingga ke lapisan kedua gigi, yaitu dentin. Dentin ini lebih lunak dan lebih sensitif dibandingkan enamel. Jadi, ketika karies mencapai dentin, biasanya kita mulai merasakan gigi yang sensitif, terutama saat makan atau minum yang dingin, panas, atau manis.

Tapi, ceritanya tidak berhenti sampai di situ. Jika masih dibiarkan, karies bisa terus merambat ke bagian dalam gigi, yaitu area pulpa di mana saraf dan pembuluh darah gigi berada. Saat ini, rasa sakit bisa menjadi cukup intens. Bahkan, bisa muncul abses atau pembengkakan karena infeksi yang terjadi di area tersebut. Pada tahap ini, perawatan gigi biasanya menjadi lebih kompleks dan bisa melibatkan prosedur seperti perawatan saluran akar, bukan sekadar pengisian gigi biasa.

Studi Kasus Korelasi Gula dan Gigi Berlubang

Menurut American Dental Association, pola makan kita, khususnya konsumsi gula, nggak cuma memengaruhi kesehatan jaringan di mulut kita, tapi juga sebaliknya. Lebih banyak gula berarti risiko gigi berlubang juga ikut naik.

Nah, jenis gula yang kita makan juga penting, loh. Misalnya, gula dalam bentuk yang lengket bisa lebih lama nempel di gigi, jadi risiko kerusakan gigi juga lebih tinggi. Bayangin aja, kalo kita sering ngemil makanan manis yang lengket, gigi kita terus-menerus kena gula.

Bicara tentang konsumsi gula, di Brasil, konsumsi gula per orangnya itu tinggi banget, sampai sekitar 130 gram per hari. Kebayang, kan, gimana dampaknya ke gigi, terutama buat anak-anak yang doyan makanan manis? Dan, masalah ini bukan cuma tentang gigi aja. Gula yang mudah didapat dan murah ini juga jadi pemicu masalah kesehatan serius lain, seperti obesitas, diabetes, bahkan penyakit jantung.

Jadi, intinya, semakin banyak kita konsumsi gula, semakin besar pula risiko kita untuk kena karies, dan tentunya, masalah kesehatan lain. Karena itu, penting banget buat kita untuk lebih bijak dalam memilih makanan dan menjaga kebersihan mulut kita, demi kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan.

Pedoman Konsumsi Gula dari WHO

Membatasi asupan gula bebas di bawah 10% dari total asupan energi dikaitkan dengan penurunan risiko kelebihan berat badan, obesitas, dan karies gigi (gigi berlubang). Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi minuman manis memiliki risiko lebih tinggi menjadi kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan dengan anak-anak yang konsumsi minumannya rendah gula​​.

WHO merekomendasikan agar orang dewasa dan anak-anak mengurangi asupan gula bebas mereka menjadi kurang dari 10% dari total asupan energi mereka sehari-hari. Penurunan lebih lanjut hingga di bawah 5% atau sekitar 25 gram (6 sendok teh) per hari akan memberikan manfaat kesehatan tambahan. Gula bebas merujuk pada monosakarida (seperti glukosa, fruktosa) dan disakarida (seperti sukrosa atau gula meja) yang ditambahkan ke makanan dan minuman oleh produsen, koki, atau konsumen, serta gula yang secara alami terdapat dalam madu, sirup, jus buah, dan konsentrat jus buah​​.

Langkah-langkah Pencegahan untuk Menghindari Karies dan Tambal Gigi

Untuk menjaga kesehatan gigi dan menghindari masalah gigi berlubang atau kebutuhan tambal gigi, ada beberapa langkah pencegahan dan manajemen yang bisa diikuti. Langkah-langkah pencegahan termasuk menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride.

Fluoride memiliki peran penting dalam menguatkan enamel gigi. Anda bisa mendapatkan fluoride dari produk seperti pasta gigi berfluoride dan obat kumur. Untuk orang yang sering mengalami gigi berlubang, dokter gigi mungkin merekomendasikan obat kumur dengan fluoride dalam kadar yang lebih tinggi. Fluoride bermanfaat untuk membangun kembali enamel gigi yang lemah, memperlambat kehilangan mineral dari enamel, menghentikan proses awal gigi berlubang, dan mencegah pertumbuhan bakteri yang merusak gigi.

Pemeriksaan gigi secara teratur juga sangat penting. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi dan mengobati gangguan pada area mulut, seperti karies dan penyakit gusi. Pemeriksaan dini membuat perawatan menjadi lebih sederhana, biaya lebih murah, dan risiko sakit lebih kecil.

Orang dewasa disarankan melakukan pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali, dan frekuensi ini bisa berbeda tergantung kondisi kesehatan gigi dan mulut masing-masing individu. Anak-anak juga disarankan melakukan pemeriksaan gigi sejak usia 6-7 bulan. Selama pemeriksaan, dokter akan mengecek kondisi gigi, gusi, dan jaringan pendukung gigi lainnya, serta memberikan saran perawatan.

Kesimpulan

Jadi, intinya gini ya, konsumsi gula itu punya dampak besar terhadap kesehatan gigi kita. Gula yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa jadi biang kerok munculnya gigi berlubang yang ujung-ujungnya butuh tambal gigi. Penelitian udah banyak yang nunjukin hubungan langsung antara banyaknya gula yang kita makan dengan risiko karies. Maka dari itu, penting banget buat kita semua untuk lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman, terutama yang manis-manis. Kita juga harus inget, menjaga kebersihan mulut dan rutin ke dokter gigi itu ga kalah pentingnya.